Perkembangan Koperasi di Indonesia
Disusun
Oleh :
Andreas
Simanjorang ( 21214136 )
Arnold
Alvindo ( 21214671 )
Aska
Yoel Tambajong ( 21214741 )
Haposan
Pernandes ( 24214780 )
Hitler
Patiar ( 25214009 )
Mario
Imanuel Santo Widjaja ( 26214399 )
Muchamad
Endro Wicaksono ( 26214853 )
Muhammad
Labib Asyraf ( 2C214821 )
Tegar
Robiya Akhir ( 2A214702 )
Seno
Tri Utomo ( 2A214135 )
Fakultas
Ekonomi
Jurusan
Akuntansi
Universitas
Gunadarma
Kata Pengantar
Segala puji bagi tuhan yang telah
menolong hambanya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan Tuhan mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini memuat tentang “Perkembangan
Koperasi di Indonesia”
Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada dosen yang telah memberikan tugas softkill ke\padam kami
Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walapun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Kami mohon untuk kritik dan sarannya.
Bekasi,17
Januari 2016
Penyusun
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................................................
ii
Daftar
Isi...............................................................................................................................
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang...................................................................................................
1
1.2
Rumusan
Masalah..............................................................................................
2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Faktor Yang Mendukung Koperasi di
Indonesia........................................... 3
2.2 Faktor Yang Menghambat Koperasi di
Indonesia......................................... 8
BAB III. PENUTUP
3.1
Kesimpulan..........................................................................................................
12
3.2
Saran....................................................................................................................
12
Daftar
Pustaka......................................................................................................................
13
Iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seperti kita ketahui bersama bahwa
koperasi mulai tumbuh dan berkembang di Inggris pada pertengahan abad XIX yaitu
sekitar tahun 1844 yang dipelopori oleh Charles Howard di Kampung Rochdale.
Namun sebelum koperasi mulai tumbuh dan berkembang sebenarnya inspirasi gerakan
koperasi sudah mulai ada sejak abad XVIII setelah terjadinya revolusi industri
dan penerapan sistem ekonomi kapitalis.
Setelah berkembang di Inggris
koperasi menyebar ke berbagai Negara baik di Eropa daratan, Amerika, dan Asia
termasuk ke Indonesia. Pada dasarnya koperasi digunakan sebagai salah satu
alternatif untuk memecahkan persoalan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya.
Koperasi sebenarnya sudak masuk ke
Indonesia sejak akhir abad XIX yaitu sekitar tahun 1896 yang dipelopori oleh
R.A.Wiriadmaja. Namun secara resmi gerakan koperasi Indonesia baru lahir pada
tanggal 12 Juli 1947 pada kongres I di Tasikmalaya yang diperingati sebagai Hari
Koperasi Indonesia.
Pada umumnya orang menganggap
koperasi adalah sebagai organisasi sosial, yaitu melakukan kegiatan ekonomi
dengan tidak mencari keuntungan. Ada juga yang mengatakan bahwa koperasi itu
hanya untuk memenuhi kebutuhan anggotanya saja. Dan yang lebih ekstrim
mengatakan bahwa koperasi itu hanya kemakmuran pengurusnya saja. Kami kira ini
anggapan atau pemikiran yang keliru. Karena sebenarnya koperasi adalah bentuk
kegiatan usaha yang paling ideal di mana anggotanya, juga bertindak sebagai
produsen, sebagai konsumen, dan sekaligus sebagai pemilik. Dalam kontenks
Indonesia, koperasi merupakan bentuk usaha yang syah, yang keberadaannya diakui
dalam UUD-1945.
Awalnya keberadaan koperasi itu
hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok para anggotanya, sehingga hanya ada
koperasi konsumsi atau single purpose. Namun dalam perkembangannya fungsi
koperasi menjadi bermacam-macam antara lain sebagai tolak ukur kegiatan usaha,
sebagai bentuk usaha baru, dan sebagai alternatif kegiatan usaha.
1
1.2
Rumusan Masalah
Dalam
penyusunan makalah ini, kami merumuskan beberapa masalah yang berhubungan
dengan pembahasan antara lain:
1.
Faktor yang mendukung
perkembangan koperasi di Indonesia
2.
Faktor yang menghambat perkembangan
koperasi di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor yang mendukung perkembangan koperasi di Indonesia
Sangat penting
bagi koperasi untuk mengetahui dan memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kemajuan koperasi. Dan apabila koperasi dapat mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuannya maka koperasi dapat membenahi diri
untuk selalu meningkatkan kualitas dan kinerjanya dengan baik agar koperasi
dapat selalu berkembang.
Menurut
Soedirman (2006 : 2), menyebutkan permasalahan yang merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan usaha koperasi yang meliputi faktor internal dan
faktor eksternal.
1. Faktor Internal antara lain
sebagai berikut :
a. Partisipasi
Angggota,
Partisipasi merupakan faktor penting dalam mendukung
keberhasilan atau perkembangan suatu organisasi. Melalui partisipasi segala
aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan
direalisasikan.
Menyatakan bahwa partisipasi dikembangkan untuk
menyatakan atau menunjukkan peran serta (keikutsertaan) seseorang atau kelompok
orang dalam aktivitas tertentu, sedangkan partisipasi anggota dalam koperasi
berarti mengikutsertakan anggota koperasi itu dalam kegiatan operasional dan
pencapaian tujuan bersama. Banyaknya anggota koperasi yang belum memanfaatkan
jasa pelayanan yang tersedia di koperasi. Hal ini menunjukkan kurang tumbuhnya
rasa memiliki dari anggota sehingga mereka masih memanfaatkan jalur lain dalam
memenuhi kebutuhannya.
b. Solidaritas
Antar Anggota Koperasi
Berkoperasi juga dimaknai sebagai upaya membangun ikatan
solidaritas antar anggota, karena dengan ikatan ekonomi, ikatan solidaritas
bisa dibangun secara lebih kongkrit
3.
Ikatan solidaritas ini pada kenyataannya juga bisa
dikembangkan untuk meraih tujuan gerakan yang lebih besar. Dapat disimpulkan
bahwa dengan adanya Solidaritas yang kuat antar anggota koperasi dapat menjadi
suatu kekuatan didalam mencapai tujuan koperasi.
c. Pengurus
Koperasi Yang Juga Tokoh Masyarakat
Pengurus koperasi yang juga tokoh dalam masyarakat
sehingga rangkap jabatan ini menimbulkan fokus perhatian terhadap pengelolaan
koperasi berkurang sehingga kurang menyadari adanya perubahan lingkungan. Dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya rangkap jabatan yang dimiliki oleh pengurus
koperasi menyebabkan kurang profesionalismenya pengurus dalam mengelola
koperasi.
d. Skala Usaha
Skala usaha yang belum layak, karena kemampuan pemasaran
yang masih terbatas pada beberapa jenis komoditi, dan belum terbinanya jaringan
dan mata rantai pemasaran prduk koperasi secara terpadu menyebabkan koperasi
sulit untuk berkembang. Dapat disimpulkan bahwa dengan skala usaha yang kecil
yang dilaksanakan oleh koperasi menyebabkan koperasi sulit untuk berkembang.
e. Perkembangan
Modal
Perkembangan modal dalam koperasi sangat mempengaruhi
perkembangan usaha koperasi karena dengan modal yang cukup besar koperasi dapat
mengembangkan usahanya yang lebih banyak lagi. menyatakan bahwa apabila
koperasi ingin mengembangkan usahanya kepasar global maka koperasi membutuhkan
modal yang banyak, karena di pasar global terdapat resiko bisnis yang cukup
tinggi.
Bahwa kebanyakkan koperasi belum mampu menggalang
pemupukan modal dari anggota koperasi sendiri selain dari iuran pokok dan iuran
wajib anggota. Tidak jarang bahwa iuran wajib bulanan masih kurang lancar
dilakukan. Bawasannya koperasi adalah suatu badan usaha ekonomi yang berdiri
karena kesamaan kepentingan ekonomi anggotanya dan berdasarkan prinsip
selp-help.karena maju mundurnya koperasi sangat ditentukan oleh anggota.
4
f. Ketrampilan
Manajerial
Hal ini
sebenarnya saling berkaitan dengan kualitas sumber daya insani dan masih
kurangnya pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh koperasi yang
bersangkutan. Ketrampilan
manajerial di koperasi sangat penting karena organisasi yang baik adalah
organisasi yang memiliki manajemen yang baik koperasi tidak akan berkembang
tanpa fungsi pengaturan yang terarah. Dan dalam perencanaan program kerja
koperasi harus mampu diterjemahkan oleh tim manajemen berdasarkan kesepakatan
di dalam rapat anggota tahunan (RAT).
g. Jaringan Pasar
Jaringan pasar merupakan suatu tempat untuk mencari
pangsa pasar yang lebih luas agar dapat memperoleh kentungan yang lebih besar.
Bahwa Pelayanan koperasi umumnya terfokus pada internal koperasi yang belum
terbentuk jaringan antar koperasi. Koperasi akan lebih berdaya saing jika
koperasi mampu membentuk jaringan usaha. Melalui jaringan yang kuat, koperasi
akan mampu berkiprah di pasar global dengan meningkatkan mutu pelayanan. Dapat dijelaskan
bahwa jaringan adalah suatu faktor pendukung yang mempunyai kekuatan yang
menentukan dalam melaksanakan usaha ekonomi dan program lainnya
h.
Jumlah dan Kualitas Sumber Daya Manusia
Para Pengurus dan Manajer Jumlah dan kualitas sumber daya manusia para pengurus dan
manajer., koperasi umumnya dikelola oleh tim manajemen dengan status pendidikan
yang tidak begitu tinggi, sehingga kemampuan manajerialnya juga kurang
memadai.Apalagi pelatihan esbagai media penambah wawasan dan kemampuan manajerialnya
belum tersedia secara optimal.
Kualitas sumber daya koperasi merupakan suatu hal penting dalam perkembangan
koperasi secara keseluruhan
i. Pemilikan dan
Pemafaatan Perangkat Teknologi Produksi dan Informasi
Pemilikan dan pemafaatan perangkat teknologi
produksi dan informasi yang belum memadai.
5
Pada umumnya
koperasi masih belum memiliki akses terhadap alat-alat komunikasi modern
seperti jaringan internet. Banyak koperasi yang masih menggunakan mesin ketik
sebagai piranti manajemennya sehingga cukup lamban dalam memberikan berbagai
pelayanan kepada anggota. Jadi koperasi harus lebih tanggap dan lebih cepat
dalam memperoleh informasi-informasi agar tidak tertinggal dengan badan usaha
lain, karena untuk memenuhi keinginan anggotanya dan masyarakat koperasi harus
selalu mengikuti perkembangan zaman.
j. Sistem
manejemen
Sistem manejemen yang baik adalah faktor yang paling
penting untuk suksesnya koperasi. Dalam menerapkan manejemen, pengurus
mempunyai tanggung jawab untuk merumuskan kebijaksanaan, menyetujui tanggung
jawab untuk merumuskan kebijaksanaan, menyetujui rencana dan program,
melimpahkan wewenang kepada manajer.
k. Kinerja
Pengurus
Pengurus dalam koperasi mempunyai kedudukan yang sangat
menentukan bagi keberhasilan koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak
sosial. Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi
dalam rapat anggota. Oleh karena itu kinerja pengurus mempunyai kedudukan yang
menentukan keberhasilan koperasi. Dengan pengurus yang memiliki kompetensi yang baik akan
dapat membuat koperasi berkembang menjadi lebih baik.
2. Faktor
eksternal, yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
koperasi antara lain :
a. Komitmen
pemerintah untuk menempatkan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional.
Hal ini ditunjukkan dengan dikuasainya sebagian besar asset usaha nasional oleh
sebagian kecil kelompok usaha besar. Jadi dengan adanya kebijakan pemerintah
disini koperasi masih dapat perhatian yang kecil. Sedangkan UKM ataupun
koperasi memberikan omzet yang cukup besar dibanding dengan usaha swasta
6
b. Sistem
prasarana, pelayanan, pendidikan dan penyuluhan.
Pengetahuan
anggota koperasi terhadap makna dan hakekat koperasi, manfaat koperasi, hak dan
kewajiban anggota di dalam berkoperasi belum sepenuhnya dapat dikatakan baik.
Pelatihan dan penyuluhan anggota untuk meningkatkan kualitas sumber daya insani
anggota, meningkatkan kemampuan manajerial. Kualitas dan ketrampilan yang dimiliki anggota koperasi
itu sangat penting. Karena dengan meningkatkan ketrampilan dapat menghasilkan
produk yang berdaya saing dan dapat memajukan koperasi
c.
Iklim pendukung perkembangan koperasi
Suasana (iklim)
untuk suburnya pertumbuhan koperasi tidak dapat datang begitu saja. Untuk itu
pemerintah berusaha menciptakan suasana yang dapat mendorong pertumbuhan
koperasi dengan cara mengadakan koordinasi-koordinasi. Dengan
koordinasi-koordinasi tersebut dimaksudkan agar berbagai pihak yang ada sangkut
pautnya dengan pertumbuhan koperasi dapat dihasilkan pandangannya.
d. Dicabutnya
Fasilitas Tertentu Oleh Pemerintah
Koperasi
berkembang mengikuti perkembangan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah,
sehingga seakan-akan koperasi adalah organisasi yang sekedar menjalankan
program-program pemerintah. Berbagai peluang usaha koperasi harus diakui belum
secara optimal dapat dimanfaatkan oleh koperasi. Bahkan organisasi DEKOPIN yang
diharapkan menjadi corong koperasi yang memperjuangkan aspirasi koperasi dan
melaksanakan berbagai pelatihan.
e.
Tingkat harga
Tingkat harga
yang selalu berubah (naik) menyebabkan pendapatan penjualan sekarang tidak
dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru menciutkan usaha.
Permasalahan diatas adalah merupakan faktor ancaman dan kelemahan koperasi baik
internal dan eksternal. Berbagai kendala dan tantangan tersebut menyebabkan
koperasi belum mampu berfungsi dan berperan sesuai harapan. Berbagai peraturan,
kebijakan dan kesempatan atau peluang yang tersedia bagi koperasi belum dimanfaatkan
oleh koperasi bagi kepentingan anggota dan masyarakat lingkungannya.
7
2.2 Faktor
yang menghambat perkembangan koperasi di Indonesia
DARI
SISI KELEMBAGAAN KOPERASI
Masalah
Internal :
1. Keanggotaan dalam Koperasi
Keadaan keanggotaan ditinjau dari
segi kuantitas tercermin dari jumlah anggota yang semakin lama semakin
berkurang. Masalahnya kenggotaan koperasi yang ada sekarang belum menjangkau
bagian terbesar dari masyarakat. Ditinjau dari segi kualitas masalah keaggotaan
koperasi tercermin dalam :
a.
Tingkat pendidikan mereka yang pada
umumnya masih rendah
b. Ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh
para anggota terbatas
c.
Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan
kewajiban mereka sebagai anggota.
d. Partisipasi mereka dalam kegiatan
organisasi juga masih harus ditingkatkan. Apabila suatu koperasi mengadakan
Rapat Anggota Tahunan (RAT) banyak anggotanya yang tidak hadir. Akibatnya
keputusan-keputusan yang dihasilkan tidak mereka rasakan sebagai keputusan yang
mengikat
e.
Banyaknya anggota yang tidak mau
bekerjasama dan mereka juga memiliki banyak utang kepada koperasi, hal ini
menyebabkan modal yang ada dikoperasi semakin berkurang.
2. Pengurus Koperasi
Dalam hal kepengurusan juga dihadapi
kelemahan-kelemahan yang sama. masalah yang menjadi penghambat berkembangnya
koperasi dari sisi pengurus adalah :
a. Pengetahuan , ketrampilan, dan kemampuan anggota pengurusnya masih belum memadai
b. Pengurus belum mampu melaksanakan tugas mereka dengan semestinya.
c. Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, manajer belum berjiwa koperasi sehingga harus diperbaiki lagi.
d. Pengurus kadang-kadang tidak jujur
e. Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang berusaha untuk menigkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.
a. Pengetahuan , ketrampilan, dan kemampuan anggota pengurusnya masih belum memadai
b. Pengurus belum mampu melaksanakan tugas mereka dengan semestinya.
c. Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, manajer belum berjiwa koperasi sehingga harus diperbaiki lagi.
d. Pengurus kadang-kadang tidak jujur
e. Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang berusaha untuk menigkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.
8
f. Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini masih belum ada pembagian tugas yang jelas.
g. Pengurus koperasi kebanyakan yang sudah lanjut usia dan para tokoh masyarakat yang sudah memiliki jabatan ditempat lain, sehingga perhatiannya terhadap koperasi berkurang.
h. Pegurus masih belum mampu berkoordinasi dengan anggota, manajer, pengawas, dan instansi pemerintah dengan baik
3. Pengawas Koperasi
Anggota dari badan pengawas koperasi
banyak yang belum berfungsi. Hal ini di disebabkan olh :
a. Kemampuan anggoota pengawas yang belum memadai, terlebih jika dibandingkan dengan semakin meningkatnya usaha koperasi
b. Di pihak lain, pembukuan koperasi biasanya belum lengkap dan tidak siap untuk diperiksa.
c. Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi sekunder dan kantor koperasi juga belum banyak membantu perkembangan kemampuan anggota pengawas ataupun peningkatan pembukuan koperasi. Pemeriksaan yang mereka lakukan terutama mengarah pada kepentingan permohonan kredit.
Masalah Eksternal
- Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas dan efektif untuk koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.
- Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama dengan koperasi.
- Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan masih banyaknya masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.
9
DARI SISI BIDANG USAHA KOPERASI
Masalah usaha koperasi dapat
digambarkan sebagai berikut. Ada koperasi yang manajer dan karyawannya belum
memenuhi harapan. Di antara mereka ada yang belum dapat bekerja secara
profesional, sesuai dengan peranan dan tugas operasi yang telah ditetapkan.
Masih ada administrasi koperasi yang belum menggunakan prinsip-prinsip pembukuan
dengan baik. Sistem informasi majemen koperasi mesih belum berkembang sehingga
pengambilan keputusan belum didukung dengan informasi yang cukup lengkap dan
dapat diandalkan.
Di samping itu masih ada manajer
yang kurang mempunyai kemampuan sebagai wirausaha. Di antara mereka bahkan
masih ada yang kurang mampu untuk menyusun rencana, program, dan kegiatan
usaha. Padahal mereka harus memimpin dan menggerakkan karyawan untuk
melaksanakan rencana, program, dan kegiatan usaha yang ditentukan. Penilaian terhadap
keadaan serta mengadakan penyesuaian rencana, program, dan kegiatan usaha
setiap kali ada perkembangan dalam keadaan yang dihadapainya.
Dari sisi produksi, koperasi sering mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku. Salah satu bahan baku pokok yang sulit diperoleh adalah modal. Dalam hal kualitas, output koperasi tidak distandardisasikan, sehingga secara relatif kalah dengan output industri besar. dalam banyak kasus, output koperasi (dan UKM) tidak memiliki keunggulan komparatif sehingga sulit untuk dipasarkan.
Dari sisi produksi, koperasi sering mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku. Salah satu bahan baku pokok yang sulit diperoleh adalah modal. Dalam hal kualitas, output koperasi tidak distandardisasikan, sehingga secara relatif kalah dengan output industri besar. dalam banyak kasus, output koperasi (dan UKM) tidak memiliki keunggulan komparatif sehingga sulit untuk dipasarkan.
Secara umum koperasi harus
menghadapi kelemahannya sebagai berikut :
- Pembinaan hubungan antara alat perlengkapan koperasi, khususnya antara pengurus dan manajer, yang masih perlu ditingkatkan. Hal ini antara lain mengingat perlunya koordinasi yang mantab dan pembagian tugas serta tanggung jawab yang jelas. Harus dihindarkan apabila ada pengurus yang mengambil wewenang manajer melaksanakan tugas operasional.
- Kebijaksanaan dan program kerja koperasi masih cenderung timbul sebagai prakarsa pemerintah. Program-program yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan anggota masih ada yang belum sepenuhnya dipadukan dengan program-program yang timbul dari prakarsa pemerintah. Keputusan koperasi yang mandiri masih belum dapat berkembang.
10
- Organisasi tingkat sekunder, seperti Pusat Koperasi dan Induk koperasi, tampak belum sepenuhnya dapat memberikan pelayanan kepada koperasi primer, khususnya meningkatkan kemampuan dalam bidang organisasi, administrasi, dan manjemen.
- Kerja sama koperasi dan lembaga non-koperasi telah ada yang berlangsung atas landasan saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Tetapi, apabila kurang hati-hati dalam membinannya ada kerjasama yang cenderung mengarah pada hilangnya kemandirian koperasi.
- Kemampuan pemupukan modal usaha yang bersumber dari anggota dan hasil usaha koperasi, walaupun cukup memadai perkembangannya namun ternyata masih sangat terbatas.
- Dalam usaha memperoleh kredit dari bank, koperasi masih menghadapi kesulitan untuk memenuhi persyaratanyang ditentukan. Demikianlah, maka pemupukan modal koperasi walaupun cepat perkembangannya hasilnya masih terbatas juga.
- Keterpaduan gerak, pengertian, pembinaan, dan pengawasan terhadap gerakan koperasi dari berbagai instansi masih perlu ditingkatkan
- Masalah lain yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan koperasi pada tingkat perkembangan seperti sekarang ini adalah masih kurangnya petugas pembina koperasi, baik dalam jumlah maupun mutunya.
- Masalah permodalan, penguasaan teknologi, akses informasi, permasalahan pemasaran, dan perlindungan hukum.
- Kurangnya dana sehingga fasilitas-fasilitas yang sudah ada tidak dirawat, hal ini menyebabkan koperasi tertinggal karena kemajan teknologi yang sangat cepat.
11
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Perkembangan koperasi di Indonesia
saat ini sudah mengalami perkembangan, walaupun perkembangan yang dialami belum
sempurna. Hal ini dikarenakan dari pihak Pemerintah maupun masyarakat sendiri
belum sepenuhnya memahami arti pentingnya koperasi didalam kehidupan
masyarakat.Bahwasanya perkembangan dan pertumbuhan koperasi di Indonesia bias
meningkat apabila ada kesadaran tersendiri dari pihak masyarakat dan pemerintah
dalam upaya meningkatkan koperasi di Indonesia.
3.2 Saran
Dengan demikian, diharapkan kepada
masyarakat dan pemerintah untuk lebih berpartisipasi ikut serta dalam
perkembangan dan pertumbuhan koperasi di Indonesia . Agar koperasi di Indonesia
semakin meningkat dan berkembang.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://yuninugraha.blogdetik.com/2011/11/14/faktor-yang-mempengaruhi-kemajuan-koperasi/
13
No comments:
Post a Comment